Apple Kembangkan Teknologi iPhone Dikendalikan Lewat Implan Otak

Dari Sentuhan ke Pikiran: Masa Depan iPhone?

Sebuah kabar mencengangkan datang dari Silicon Valley. Apple disebut tengah mengembangkan teknologi eksperimental yang memungkinkan pengguna mengendalikan iPhone menggunakan pikiran—melalui implan otak. Meskipun belum diumumkan secara resmi, bocoran ini cukup kuat untuk memicu diskusi besar di kalangan pengamat teknologi dan neuroetika.

Informasi ini pertama kali mencuat dari laporan investigatif media teknologi AS, yang menyebut bahwa Apple telah menjalin kerja sama diam-diam dengan tim ahli neuroengineering dan AI, dalam rangka mengeksplorasi integrasi neural interface ke dalam ekosistem iOS.


Bukan Sekadar Gimmick: Fokus pada Aksesibilitas

Meski terdengar futuristik, teknologi ini disebut tidak dibuat untuk gimmick atau sekadar gaya hidup high-tech. Menurut sumber yang sama, pengembangan awal difokuskan untuk membantu pengguna dengan disabilitas fisik, terutama yang tidak dapat mengakses perangkat melalui sentuhan layar atau suara.

Dengan sistem ini, pengguna bisa mengontrol iPhone untuk membuka aplikasi, mengetik pesan, hingga menjawab panggilan hanya dengan perintah mental yang terbaca melalui sensor saraf.


Mirip Neuralink, Tapi Apple Punya Gaya Sendiri?

Banyak yang langsung mengaitkan kabar ini dengan Neuralink, perusahaan milik Elon Musk yang juga mengembangkan antarmuka otak-komputer. Namun, Apple disebut mengambil pendekatan yang lebih konservatif dan berorientasi privasi.

Tidak seperti Neuralink yang menggunakan implan invasif, proyek Apple disebut menggunakan teknologi neuroimplant semi-invasif atau bahkan wearable yang menempel di luar tengkorak, mirip dengan EEG berkualitas tinggi yang mampu membaca sinyal otak secara real-time.


Reaksi Publik: Antara Kagum dan Khawatir

Kabar ini langsung menimbulkan dua kubu besar: mereka yang kagum akan potensi teknologi, dan mereka yang khawatir akan implikasinya terhadap privasi pikiran, penyalahgunaan data, dan kontrol manusia terhadap teknologi.

“Kalau sekarang iPhone bisa dibuka pakai pikiran, apa selanjutnya? Siri baca isi hati kita?” tulis seorang pengguna X.
“Keren, tapi bisa bahaya kalau teknologi ini jatuh ke tangan yang salah,” komentar lainnya.

Para pakar etika teknologi juga mulai mengangkat isu regulasi neurodata, dan perlunya undang-undang baru untuk melindungi hak mental individu di era antarmuka otak-mesin.


Belum Ada Konfirmasi Resmi dari Apple

Hingga kini, Apple belum memberikan tanggapan resmi terkait bocoran ini. Namun dalam beberapa tahun terakhir, Apple memang intens mengembangkan teknologi aksesibilitas canggih—dari pelacakan mata, kontrol suara tingkat lanjut, hingga fitur-fitur haptic berbasis AI.

Maka wajar jika kabar tentang eksperimen neurointerface ini dianggap sebagai langkah logis selanjutnya dalam misi Apple memperluas cara pengguna berinteraksi dengan perangkat.


iPhone Masa Depan Bisa Jadi Tak Perlu Disentuh Lagi

Jika kabar ini benar, maka Apple sekali lagi berada di ujung tombak revolusi interaksi manusia dan mesin. Setelah menghapus tombol fisik, memperkenalkan Face ID, dan mengintegrasikan AI, kini mereka sedang mengincar jalan pintas ke otak manusia itu sendiri.

Masa depan di mana kamu cukup memikirkan “buka Spotify” lalu lagu langsung diputar… mungkin tinggal hitungan tahun.

loopersc.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *