Desa Muara Enggelam, Desa Terapung Kalimantan Timur

Hidup di Atas Air, Bertahan Tanpa Daratan

Di tengah rawa Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, terdapat sebuah desa unik bernama Muara Enggelam. Tidak seperti desa pada umumnya, Muara Enggelam dikenal sebagai desa terapung tanpa daratan, di mana rumah-rumah warga, sekolah, tempat ibadah, hingga fasilitas umum dibangun di atas air.

Desa ini menjadi bukti bagaimana manusia bisa beradaptasi luar biasa dengan alam, terutama ketika daratan yang mereka tempati secara perlahan menghilang akibat perubahan lingkungan.


Sejarah Desa: Dari Darat Jadi Air

Muara Enggelam dulunya merupakan desa dengan daratan normal. Namun sejak era 1990-an, wilayah ini perlahan tenggelam karena kenaikan permukaan air Sungai Mahakam dan aktivitas tambang yang mengubah struktur tanah. Akibatnya, warga desa tidak lagi memiliki lahan kering untuk ditinggali.

Namun bukannya pindah atau menyerah, warga memilih bertahan dan membangun desa mereka di atas rakit-rakit kayu dan rumah panggung, menjadikan Muara Enggelam sebagai salah satu desa terapung paling unik di Indonesia.


Infrastruktur: Jalan dari Kayu, Sekolah di Atas Sungai

Tanpa jalan aspal atau trotoar, warga Muara Enggelam menggunakan titian kayu dan perahu untuk berpindah tempat. Setiap rumah terhubung dengan jalan kayu panjang yang menjadi “jalan utama” desa.

Sekolah dasar dan tempat ibadah juga dibangun di atas air, lengkap dengan dermaga kecil tempat anak-anak menambatkan perahu mereka. Listrik kini tersedia lewat solar panel dan bantuan generator, sementara jaringan internet perlahan mulai masuk, membuka akses komunikasi dengan dunia luar.


Kehidupan Sehari-hari: Penuh Tantangan, Tapi Penuh Harmoni

Warga Muara Enggelam menggantungkan hidup dari mencari ikan, keramba apung, danau perikanan, serta hasil hutan rawa. Meski hidup mereka terpisah dari hiruk pikuk kota, semangat gotong royong dan ketahanan sosial di desa ini sangat kuat.

“Kalau ada yang sakit, semua bantu. Kalau ada kayu titian rusak, warga ramai-ramai perbaiki,” ujar salah satu warga dalam wawancara lokal.

Kondisi yang penuh tantangan membuat banyak warga desa terbiasa hidup mandiri, memanfaatkan alam sekitar tanpa merusaknya.


Potensi Ekowisata dan Konservasi

Karena keunikannya, Muara Enggelam kini mulai dilirik sebagai lokasi ekowisata dan studi lingkungan hidup. Banyak peneliti dan wisatawan yang tertarik datang untuk melihat langsung bagaimana desa ini bertahan di tengah perubahan iklim dan keterbatasan lahan.

Namun warga dan pemerintah setempat sepakat bahwa jika desa ini dikembangkan sebagai destinasi wisata, maka harus tetap mengutamakan kelestarian lingkungan dan nilai-nilai lokal.


Desa Tanpa Daratan, Tapi Penuh Harapan

Desa Muara Enggelam bukan sekadar desa yang terapung di atas air—ia adalah simbol ketahanan manusia terhadap perubahan. Di tengah dunia yang makin cepat berubah, desa ini memberi pelajaran bahwa bertahan bukan soal kekayaan, tapi soal keberanian untuk menyesuaikan diri dan menjaga keseimbangan dengan alam.

Dari rawa-rawa Mahakam, Muara Enggelam bersuara: tidak semua rumah butuh tanah, tapi semua butuh rasa saling menjaga.

loopersc.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *