Ketika Nama Besar Digeser Demi Sorotan Baru
Netflix Indonesia baru-baru ini meluncurkan kampanye katalog bertajuk “Tanpa Reza Rahadian” yang berisi daftar film dan serial lokal tanpa kehadiran aktor langganan box office tersebut. Kampanye ini bukan bentuk sindiran, melainkan strategi promosi unik yang mengangkat keberagaman talenta lain dalam industri perfilman Indonesia.
Kampanye ini hadir dalam bentuk halaman khusus di aplikasi dan situs Netflix dengan deskripsi ringan: “Kalau kamu butuh tontonan lokal seru yang (kebetulan) nggak ada Reza-nya, sini kita punya.” Halaman tersebut langsung mendapat perhatian warganet karena dinilai nyeleneh tapi jujur menggambarkan realitas industri film tanah air.
Sorotan Baru untuk Wajah-Wajah Lain
Reza Rahadian memang dikenal sebagai aktor produktif dengan peran di berbagai genre dan platform, termasuk beberapa judul Netflix seperti My Lecturer My Husband hingga Suzzanna. Namun Netflix melihat celah promosi: bagaimana memperkenalkan lebih banyak aktor dan sineas yang sering luput dari spotlight.
Beberapa judul yang masuk dalam katalog “Tanpa Reza” antara lain: The Big 4, Cigarette Girl, Ali & Ratu-Ratu Queens, hingga Dear David. Kampanye ini membantu memperluas eksposur terhadap aktor muda, penulis skenario baru, dan sutradara dengan gaya visual segar.
Respons Publik: Lucu Tapi Efektif
Warganet merespons dengan campuran tawa dan apresiasi. Banyak yang membagikan tangkapan layar katalog ini dan menyebutnya sebagai strategi “anti-klise” yang berani. Bahkan Reza Rahadian sendiri ikut menanggapi dengan candaan di akun media sosial pribadinya, mengaku bangga bahwa namanya jadi acuan promosi film.
Strategi ini juga dianggap sebagai cara Netflix mendobrak formula promosi standar yang biasanya mengandalkan nama besar. Dengan pendekatan ini, mereka memperlihatkan bahwa dunia film Indonesia luas, penuh warna, dan tak hanya ditopang satu bintang.
Langkah Kecil, Dampak Besar
Kampanye “Tanpa Reza Rahadian” bisa jadi langkah kecil, tapi ia membuka wacana penting soal diversifikasi dan keberanian promosi alternatif. Di tengah gempuran konten internasional, promosi kreatif seperti ini bisa membangkitkan rasa penasaran sekaligus kepercayaan diri akan kualitas film lokal.
