Lintasan Ganas, Finisher Tunggal
Rinjani 100 Ultra Trail dikenal sebagai salah satu lomba lari paling ekstrem di Asia Tenggara. Tahun ini, yang jadi sorotan bukan hanya jalur terjal dan cuaca tak terduga di Gunung Rinjani, Lombok—tapi juga sosok pelajar asal Nepal bernama Sange Sherpa yang keluar sebagai satu-satunya finisher di kategori 162 KM.
Di saat peserta lain terpaksa mundur karena cedera, kelelahan, atau cuaca ekstrem, Sange tetap melangkah—perlahan, konsisten, dan penuh determinasi. Ia menyelesaikan lintasan ultra yang terdiri dari tanjakan brutal, turunan teknikal, dan udara tipis pegunungan.
Siapa Sebenarnya Sange Sherpa?
Sange bukan sekadar nama baru di dunia trail running. Meski masih berstatus pelajar, ia sudah beberapa kali mengikuti kompetisi lintas alam ekstrem di negara asalnya, Nepal. Terbiasa hidup di daerah pegunungan bersalju, membuatnya memiliki daya tahan fisik dan mental yang luar biasa.
Kehadirannya di Rinjani Ultra bukan karena sponsor besar atau selebritas olahraga. Ia datang dengan tekad sederhana: berlari, menyelesaikan, dan menghormati alam. Dan dari ratusan peserta, hanya dia yang mampu menyelesaikan kategori paling berat tahun ini.
Rinjani 100 Ultra Trail: Ujian Fisik dan Mental
Rinjani 100 bukan sembarang lomba. Dengan ketinggian hingga 3.726 mdpl dan total elevasi ribuan meter, ajang ini dianggap sebagai salah satu ultra trail paling menguras stamina dan mental di Indonesia.
Kategori 162 km dikenal sebagai “neraka” oleh para trail runner. Selain jarak tempuh panjang, peserta harus menghadapi suhu dingin, jalur berlumpur, dan navigasi malam hari. Tak sedikit yang gagal bahkan sebelum menyentuh separuh jalur.
Maka tak heran, ketika hanya satu orang berhasil mencapai garis finish, namanya langsung menjadi bahan pembicaraan.
Penghormatan dari Komunitas

Setelah finish, Sange Sherpa disambut tepuk tangan panjang dari panitia, peserta, dan komunitas lari gunung yang hadir. Banyak yang menyebutnya sebagai “pahlawan Rinjani” tahun ini.
Beberapa bahkan menyebut pencapaiannya sebagai simbol dedikasi sejati dalam dunia ultra running—bukan sekadar mengejar medali, tapi menghormati proses, jalur, dan tubuh sendiri.
Lari Bukan Soal Kecepatan, Tapi Keteguhan
Di era di mana lomba sering jadi ajang pamer gear mahal dan sponsorship besar, Sange Sherpa datang dengan semangat yang sederhana dan menginspirasi. Larinya bukan tentang menjadi yang tercepat, tapi tentang menjadi yang bertahan paling lama.
Kemenangan ini bukan hanya milik Sange, tapi juga buat semua pelari yang percaya bahwa berlari bukan soal gaya, tapi tentang nyali dan hati.